Di bawah ini disajikan suatu penelitian ilmiah mengenai besarnya pengaruh biaya variabel terhadap keputusan manajemen pada PT.ABC. Penelitian ilmiah yang diberi judul "Analisis Biaya Variabel Produk Rolling Oil Sebagai Pengambilan Keputusan Manajemen PT.ABC terhadap Kelayakan Produksi Produk Rolling Oil”oleh Anita Simarmata, mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi.





BAB I
1.1 Latar Belakan Masalah
Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal,nama baik dimata publik serta kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mendukung tujuan tersebut di perlukan tersedianya modal,sumber daya manusia yang berkualitas dan kegiatan yang bejalan dengan baik. Proses pencapaian tujuan tersebut melalui serangakaian operasianal yang bersifat ekonomis, efesien dan efektif. Dengan timbulnya persaingan yang semakin ketat, pihak managemen perusahaan dituntut untuk dapat menganalisis keuangan perusahaan sehari-hari sehingga tujuan perusahaan tersebut dapat terealisasi. Salah satu tujuaannya adalah mengoptimalkan laba. Oleh karena itu manajemen dalam pengambilan keputusan akan dihadapkan salah satunya adalah perencanaan laba. Dalam persoalan ini, manajemen harus memahami kaitan antara biaya, pendapatan dan laba untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan. Kunci untuk memahami pelaksanaan dan perencanaan laba ini terletak pada perilaku struktur biaya dari suatu jenis usaha.
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Setiap perusahaan manufaktur menggunakan proses produksi yang berbeda yaitu proses produksi berdasarkan pesanan dan juga proses produksi untuk memenuhi persediaan gudang. Biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi disebut dengan biaya produksi yang akan membentuk harga pokok produksi. Harga pokok produksi ini mempunyai manfaat yang salah satunya adalah menentukan harga jual yang tepat
Dalam perusahaan manufaktur ada beberapa penggolongan biaya berdasarkan perilakunya dalam hubunganya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan:

1. Biaya Tetap
2. Biaya variable
3. Biaya semi variabel.
Dari tiga biaya tersebut biaya variabel sangatlah penting untuk pengambilan keputusan manajemen karena hal tersebut mempengaruhi dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan .Jika harga jual perunit suatu pesanan khusus lebih besar daripada biaya variabel perunit pesanan khusus maka suatu pesanan tersebut sebaiknya diterima. Begitu juga sebaliknya apabila harga jual perunit lebih kecil daripada biaya variabel perunit sebaiknya pesanan khusus tersebut sebaiknya ditolak..
Dengan adanya analisis biaya variabel maka akan membantu pihak manajemen untuk mengetahui kelayakan produk pada suatu perusahaan manufaktur. Salah satu perusahaan manufaktur yang menerapkan analisis biaya variabel pada produksinya yaitu PT.ABC. Dalam pengambilan keputusan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan atau pengambilan keputusan pada PT.ABC dengan menganalisis biaya variabel apakah produk Rolling Oil layak untuk dijual secara profit berbanding costnya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk memilih judul “Analisis Biaya Variabel Produk Rolling Oil Sebagai Pengambilan Keputusan Manajemen PT.ABC terhadap Kelayakan Produksi Produk Rolling Oil”

1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis mengangkat permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah layak Produk Rolling Oil untuk di teruskan produksinya jika laba terhadap produk tersebut terus turun?
2. Apakah pertimbangan dari manajemen untuk meneruskan produksi Rolling Oil sudah tepat jika laba produk tersebut terus menurun?
3. Seberapa besar pengaruh biaya variable terhadap pengambilan keputusan manajemen tersebut?
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya tujuan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang dibahas hanya pada analisis Biaya Variabel Produk Rolling Oil Sebagai Pengambilan Keputusan Manajemen PT.ABC terhadap Kelayakan Produksi Produk Rolling Oil.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan Penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu:
1. Menguji kelayakan produksi Rolling Oil untuk di teruskan atau tidak jika laba terhadap produk tersebut terus menurun.
2. Mengetahui pertimbangan-pertimbangan yang dipakai oleh pihak manajemen untuk meneruskan produksi Rolling Oil sudah tepat jika laba produk tersebut terus menurun.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh biaya variable terhadap pengambilan keputusan manajemen tersebut.

1.5. Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Menambah pengetahuan dan memperluar wawasan penulis mengenai biaya variable
2. bagi perusahaan memberikan masukan dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya khususnya dalam pengambilan keputusan terhadap kelayakan produski suatu produk dilihat dari biaya variabelnya.
3. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penelitian yang akan datang.

1.6. Metode Penelitian
1.6.1. Objek Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini, untuk memperoleh data dan kesimpulan yang obyektif dan memenuhi permasalahan yang akan dibahas, maka dilakukan berbagai cara untuk memperoleh data yang diperlukan, dengan metode penulisan sebagai berikut :
a. Study Kepustakaan (Library Research)
Riset dengan mengadakan penelitian kepustakaan dengan beberapa literatur yang berkaitan dengan penulisan guna membatasi permasalahan dalam penelitian ilmiah ini.
b. Study Lapangan (Field Research).
Kunjungan langsung pada obyek yang akan dikaji dengan cara :
 Interview (Wawancara).
Dengan mengadakan interview langsung ketempat penelitian dan mengadakan wawancara dengan menanyakan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ilmiah ini.

 Observasi (Pengamatan).
Untuk melengkapi keterangan yang sudah didapat dari wawancara langsung, juga dilakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang berhubungan dengan penelitian.



1.6.2. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar pembaca dapat dengan cepat mengetahui isi penulisan ilmiah ini maka penulis akan memberikan gambaran dan penjelasan secara menyeluruh mengenai apa saja yang akan penulis bahas pada masing-masing bab dalam penulisan ilmiah ini. Penulis akan memberikan pejelasan secara garis besarnya tentang isi masing-masing bab melalui pembahasan sisitematika penulisan sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari enam sub bab. Uraian sub bab pertama kali diawali dengan latar belakan masalah, dilanjutkan dengan rumusan masalah,tujuan penulisan,metodologi penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini disajikan teori – teori yang berhubungan dengan biaya variabel dan penagrunya terhadap keputusan manajemen.
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSHAAN
Isi dari bab ini merupakan tinjauan perusahaan tentang organisasi PT.Golden Angin Nusa Sub bab ini manggambarkan tentang : Sejarah singkat perusahaan, Struktur organisasi perusahaan, Kegiatan usaha perusahaan.
BAB IV : Pada bab keempat membahas tentang kebijakan manajemen dipengaruhi oleh biaya variabel produk Rolling Oil pada manajemen PT.ABC.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab kelima ini berisikan penutup yang memuat tentang kesimpulan, pendapat yang didasari oleh hasil analisa data, dan saran yang diberikan untuk perusahaan akan diungkapkan dalam bab ini.






BAB II

URAIAN TEORITIS


2.1. Tinjauan Umum Biaya

2.1.1. Definisi Biaya

Menurut Drs. Daljono, MSi. Akt, bahwa biaya adalah Kas atau setara dengan Kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang/jasa yang diperkirakan akan membawa manfaat saat ini atau masa yang akan datang.
Dalam buku akuntansi biaya (Buku 1, edisi13, 2006 penerbit Salemba Empat), akuntan mendefenisikan biaya sebagai “nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini.”
Sering kali istilah biaya (Cost) digunakan sebagai sinonim dari beban (expense). Tetapi, beban dapat didefenisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba, atau sebagai: penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Beban diukur dengan nilai penurunan dalam aktiva atau peningkatan dalam utang yang berkaitan dengan produksi atau penyerahan barang dan jasa. Beban dalam arti luas termasuk semua biaya yang sudah habis masa berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan.
Untuk membedakan antara biaya dan beban, bayangkan pembelian bahan baku secara tunai. Karena aktiva bersih tidak terpengaruh, tidak ada beban yang diakui.
Sumber daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan bahan baku. Bahan baku tersebut dibeli dengan biaya tertentu, tetapi belum menjadi beban. Ketika perusahaan kemudian menjual bahan baku tersebut yang sudah diolah menjadi barang jadi, biaya dari bahan baku dibukukan sebagai beban di laporan laba rugi. Setiap beban adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.
Istilah biaya menjadi lebih spesifik bila deskripsinya dimodifikasi menjadi biaya langsung, biaya utama (prime cost), biaya konversi, biaya tidak langsung, biaya tetap, biaya variable, biaya terkendali (controllable cost), biaya produk, biaya periode, biaya bersama (joint cost), biaya estimasi, biaya standar, biaya tertanam (sunk cost), atau biaya tunai (out of pocket). Setiap modifikasi mengimplikasikan atribut-atribut tertentu yang penting dalam pengukuran biaya. Setiap biaya tersebut dicatat dan diakumulasikan saat manajemen membebankan biaya ke persediaan, menyiapkan laporan keuangan, merencanakan dan mengendalikan biaya, membuat perencanaan dan keputusan strategis, memilih diantara alternative, memotivasi karyawan, dan mengevaluasi kinerja. Akuntan yang terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan harus bekerja dengan biaya masa depan, biaya penggantian (replacement cost), biaya diferensial (differential cost), dan biaya oportunitas (opportunity cost), dimana tidak satupun dari biaya-biaya tersebut dilaporkan dalam laporan keuangan eksternal.

21.2. Objek Biaya ( Cost Object)
Suatu objek biaya (cost object), atau tujuan biaya (cost objective), didefinisikan sebagai suatu item atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur. Berikut adalah item-item dan aktivitas-aktivitas yang dapat menjadi objek biaya :
Produk Proses
Batch dari unit-unit sejenis Departemen
Pesanan pelanggan Divisi
Kontrak Proyek
Lini produk Tujuan strategis
Konsep dari objek biaya adalah suatu terobosan ide di akuntansi. Pemilihan objek biaya memberikan jawaban atas pertanyaan paling mendasar tenteng biaya.
Karena begitu banyak penemuan, perencanaan, dan pengendalian biaya, system akuntansi biaya bersifat multidimensi. Misalnya, adalah perlu untuk membebankan biaya ke setiap unit produksi, tetapi, juga perlu untuk merencanakan dan mengendalikan biaya yang menjadi tanggung jawab manajer individual, berdasarkan departemen, geografis atau funfsional. Desain dari system akuntansi biaya dan implementasinya harus memperhatikan kebutuhan yang beragam ini.


A. Kemampuan untuk menelusuri Biaya ke Objek Biaya
Setelah objek biaya dipilih, pengukuran biaya sebagian besar bergantung pada kemampuan untuk menelusuri (traceability) biaya terhadap objek biaya. Kemampuan untuk menelusuri biaya menentukan seberapa objektif, dapat diandalkan, dan berartinya ukuran biaya yang dihasilkan, dan seberapa yakinnya mengambil keputusan dalam memahami dan mengandalkan ukuran biaya sebagai dasar untuk membuat prediksi dan mengambil keputusan.
Kemampuan untuk menelusuri biaya terhadap objek biaya bervariasi tingkatannya. Cara umum untuk membedakan karakter biaya adalah dengan memberikan label biaya langsung atau tidak langsung dari suatu objek biaya tetentu, seolah-olah hanya ada dua tingkat kemampuan penelusuran. Pada kenyataannya, tingkat kemampuan penelusuran ada pada suatu kontinum.
Untuk mengilustrasikan tingkat kemampuan penelusuran yang berbeda-beda disepanjang kontinum, objek biaya didefinisikan sebagai satu unit produk. Definisi ini adalah yang paling umum digunakan, misalnya ketika istilah biaya langsung dan biaya tidak langsung digunakan tanpa objek biaya tertentu, sudah menjadi tradisi untuk mengasumsikan bahwa satu unit produk adalah objek biayanya.
Pada tingkat ekstrim dari biaya yang dapat ditelusuri secara langsung adalah item-item yang secara fisik atau kontrak dapat diidentifikasikan sebagai komponen-komponen dari unit produk jadi. Misalnya, unit dapat diperiksa, ditimbang, dan diukur untuk menentukan jenis dan jumlah dari setiap bahan baku dan komponen yang menyusunnya, serta perjanjian royalty atau lisensi paten dapat dibaca untuk menemukan jumlah yang harus dibayar kepada pemilik paten untuk izin memproduksi unit tersebut. Ini adalah conth-contoh paling jelas untuk biaya langsung.
Di dekat ekstrim tersebut adalah biaya-biaya secara empiris dapat ditelusuri ke produksi unit dengan mengobservasi proses produksi. Hal ini termasuk : biaya tenaga kerja untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan biaya tenaga kerja untuk menangani bahan baku, pola kertas dan bahan-bahan lain yang digunakan dalam proses produksi dari setiap unit tetapi secara fisik tidak menjadi bagian dari produk itu, serta sebagian dari biaya energi. Tentu saja, tidak semua item yang secara fisik maupun empiris dapat ditelusuri ke satu unit adalah cukup penting untuk menjustifikasi usaha yang diperlukan untuk menelusuri dan mencatatnya. Apakah penelusuran dijustifikasi atau tidak tergantung pada seberapa akurat biaya langsung yang diperlukan dan seberapa sulit atau mahalnya penelusuran tersebut. Untuk alasan itu, system akuntansi biaya umumnya memperlakukan hanya beberapa biaya sebagai biaya langsung, yaitu item-item yang memungkinkan untuk ditelusuri secara langsung ke unit produksi.
Diluar item-item yang secara fisik, kontrak atau empiris dapat ditelusuri, sedikit tingkat arbitrer mungkin masuk dalam usaha untuk mengidentifkasikan biaya tambahan untuk suatu unit produk. Misalnya, biaya bahan baku dan tenaga kerja yang dapat ditelusuri ke sejumlah kecil unit rusak, yang bias saja diprodukdi bersamaan dengan unit-unit yang bagus. Biaya persiapan dapat diidentifikasikan ke satu unit produk di batch dengan cara alokasi :biaya persiapan dapat dibagi dengan jumlah unit actual yang diproduksi dalam satu batch, atau dengan jumlah normal, atau jumlah ideal. Sekali lagi pilihan arbitrer diperlukan bila biaya ini akan dialokasikan ke setiap unit produk. Yang perlu diperhatikan bahwa jika batch didefinisikan sebagai objek biaya, biaya persiapan dapat diklasifikasikan sebagai biaya langsung.

2.1.3 Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar ang berarti atas data biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini :
1. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Produk (satu lot, batch, atau unit-unit dari suatu barang jadi atau jasa)
Proses klasifikasi biaya dan beban dapat dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri atas dua elemen : biaya manufaktur dan biaya komersial. Gambar 2-1 mengilustrasikan pembagian total biaya operasi dan mengidentifikasikan beberapa elemen yang termasuk dalam setiap divisi.



Gambar 2.1. Klasifikasi Biaya Dalam Hubungannya dengan Produk







A. Biaya Manufaktur
Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya : bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, keduanya disebut biaya utama (prime cost). Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi.
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin. Kemudahan penelusuran item bahan baku ke produk jadi merupakan pertimbangan utama dalam mengklasifikasikan biaya sebagai bahan baku langsung. Misalnya jumlah paku di mebel merupakan bagian integral dari barang jadi, tetapi karena biaya dari paku yang diperlukan untuk setiap mebel tidak signifikan, maka paku diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak langsung.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Di pabrik yang sangat terotomatisasi, dua masalah sering muncul ketika usaha untuk mengidentifikasi tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya yang terpisah dilakukan.
Pertama, pekerja yang sama yang melakukan berbagai tugas. Mereka dapat bergantian mengerjakan tugas tenaga kerja langsung kemudian tugas tenaga kerja tidak langsung secara cepat dan sering, sehingga biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung menjadi sangat sulit bahkan tidak mungkin dipisahkan.
Kedua, tenaga kerja langsung mungkin merupakan bagian yang tidak signifikan dari total biaya produksi, membuat hal tersebut menjadi sulit untuk menjustifikasi biaya tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya terpisah. Dalam setting dimana satu atau kedua situasi tersebut ada, satu klasifikasi biaya konversi mencukupi, sehingga bahan baku langsung menjadi satu-satunya elemen biaya yang ditelusuri secara langsung ke produk.
Overhead pabrik, juga disebut overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik, terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk. Contohnya adalah amplas, pola kertas, dan pelumas. Bahan baku tidak langsung juga bahan baku yang secara normal akan diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung. Ketika konsumsi bahan baku tersebut sangat minimal, atau penelusuran terlalu rumit, maka pengklasifikasian biaya bahan baku tersebut sebagai biaya langsung menjadi sia-sia tidak ekonomis. Contohnya adalah paku, sekrup, mur, lem, dan staples. Perlengkapan pabrik, satu untuk bahan baku tidak langsung, terdiri atas oli pelumas, kain perca, dan sikat yang dibutuhkan untuk memelihara area kerja dan mesin tetap dalam kondisi siap pakai dan aman.
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri langsung ke kontruksi atau komposisi dari produk jadi. Tenaga kerja tidak langsung termasuk gaji pengawas, pegawai pabrik, pembantu umum, pekerja bagian pemeliharaan, dan biasanya, pekerja bagian gudang. Dalam bisnis jasa, tenaga kerja tidak langsung dapat memasukkan gaji resepsionis, operator telepon, pegawai yang melakukan penyimpanan dokumen, dan pegawai yang menangani barang.
Jika hanya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang ditelusuri ke setiap unit produk, tingkat kemampuan penelusuran lain juga berguna dalam memahami sifat dari biaya produksi. Hal ini diilustrasikan
Sebagian besar system akuntansi biaya memasukkan dalam overhead pabrik semua biaya manufaktur yang dapat ditelusuri ke unit atau lot output tertentu. Dalam system tersebut semua biaya manufaktur yang dapat ditelusuri langsung dalam sutu batch, satu pesanan pelanggan, satu fasilitas produksi, satu produk baru atau variasi produk, atau satu tujuan strategis, digabungkan dalam satu klasifikasi overhead, karena tidak ada dari biaya tersebut yang dianggap dapat ditelusuri langsung ke produk.
B. Beban komersial, beban komersial terdiri atas dua klasifikasi besar : beban pemasaran dan beban administratif (juga disebut beban umum dan administratif).
Beban pemasaran mulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika proses manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap jual. Beban pemasaran termasuk beban promosi, beban penjualan dan pengiriman.
Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Tidak semua beban tersebut dialokasikan sebagai beban administrative. Gaji dari wakil presiden direktur yang bertanggung jawab atas proses manufaktur dapat dianggap sebagai biaya manufaktur, dan gaji wakil presiden direktur yang bertnaggung jawab atas pemasaran dapat dianggap sebagai biaya pemasaran.

2. Biaya Dalam Hubungannya DenganVolume Produksi
Beberapa jenis biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan dalam volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relative dalam jumlah. Kecendrungan biaya untuk berubah terhadap output harus dipertimbangkan oleh manajemen jika manajemen ingin sukses merencanakan dan mengendalikan biaya.
A. Biaya Variabel
Menurut Drs. Daljono, Msi. Akt biaya variable adalah “biaya yang bila dikaitkan dengan volume secara per unit akan selalu tetap meskipun volume produksi berubah-ubah, akan tetapi secara total biaya tersebut jumlahnya akan berubah sesuai dengan proporsi perubahan aktivitas”
Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range). Dengan kata lain, biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relative konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya dapat dibebankan ke supervisor pada tingkat operasi tertentu. Biaya variabel biasanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung . berikut ini adalah biaya overhead yang diklasifikasikan sebagai biaya variabel:
 Perlengkapan
 Bahan yste
 Peralatan kecil
 Kerusakan, sisa dan beban reklamasi
 Biaya penerimaan
 Royalti
 Biaya komunikasi
 Upah lembur
 Penanganan bahan baku

Biaya variabel termasuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang, dan unit-unit yang rusak. Biaya variabel biasanya dapat diidentifikasikan langsung dengan aktivitas yang menimbulkan biaya.
Dalam praktik, hubungan antara aktivitas bisnis dan biaya variabel terkait biasanya dianggap linear; yaitu, total biaya variabel diasumsikan meningkat dalam jumlah konstan untuk setiap satu unit peningkatan dalam aktivitas. Tetapi, hubungan actual jarang yang linear secara sempurna sepanjang rentang aktivitas yang mungkin. Efisiensi produktif biasanya berubah bila beban kerja sangat ringan atau sangat berat. Ketika volume aktivitas meningkat sampai batas tertentu, manajemen mungkin menambah mesin baru yang lebih efisien atau menggantikan mesin yang sekarang dengan mesin yang lebih produktif. Sebagai akibat dari factor-faktor tersebut, biaya per unit aktivitas biasanya berbeda pada tingkat aktivitas yang berbeda. Meskipun demikian, dalam rentang aktivitas yang terbatas, hubungan antara suatu aktivitas dengan biaya yang terkait bias mendekati liniaritas. Hubungan ini diilustrasikan dalam Gambar 2.2. Garis penuh (Garis B) mewakili biaya variabel actual pada semua tingkat aktivitas, dan garis putus-putus (garis A) mewakili biaya variabel yang dihitung pada semua tingkat aktivitas sebagaimana ditentukan dari observasi dalam rentang aktivitas yang relevan.
Dalam kasus-kasus seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.3, tariff biaya variabel yang konstan biasanya merupakan pendekatan yang memenuhi hubungan antara biaya variabel dan aktivitas terkait dalam rentang yang relevan. Tetapi untuk merencanakan dan mengendalikan biaya variabel secara efektif, kondisi-kondisi yang menyebabkan terjadinya biaya harus sering ditinjau kembali untuk menentukan apakah biaya variabel per unit dari aktivitas tersebut telah berubah atau tidak. Saat kondisi-kondisi berubah atau tingkat aktivitas berada diluar rentang yang relevan, tarif biaya variabel baru harus dihitung.





Gambar 2.2 Biaya Variabel

B. Biaya Tetap
Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas meningkat atau menurun. Dengan kata lain, biaya per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Tanggung jawab pengendalian untuk biaya tetap biasanya berada pada tingkat manajemen menegah atau manajemen eksekutif dibandingkan dengan supervisor operasi. Berikut adalah overhead pabrik yang biasanya diklasifikasikan sebagai biaya tetap :
 Gaji eksekutif produksi
 Depresiasi
 Pajak properti
 Amortisasi paten
 Asuransi property dan kewajiban
 Gaji satpam dan pegawai kebersihan
 Pemeliharaan dan perbaikan gedung bangunan
 Sewa
Meskipun beberapa biaya tampak sebagai biaya tetap, semua biaya sebenarnya bersifat variabel dalam jangka panjang. Jika semua aktivitas bisnis menurun sampai titik nol dan tidak ada prospek untuk kenaikan, perusahaan akan melikuidasi dan menghindari semua biaya. Jika aktivitas diharapkan untuk meningkat diatas aktivitas yang sekarang, biaya tetap harus dinaikkan untuk menangani peningkatan volume yang diperkirakan. Misalnya, overhead pabrik memasukkan item seperti supervisi, penyusutan, sewa, asuransi property, pajak property, semuanya secara umum dianggap sebagai biaya tetap. Jika manajemen memperkirakan permintaan atas produksi perusahaan meningkat di atas kapasitas sekarang, manajemen mungkin mengusahakan tambahan pabrik, peralatan, tenaga kerja tidak langsung, dan mungkin juga supervise untuk memproduksi tingkat output yang diinginkan untuk memenuhi permintaan. Tambahan tersebut meningkatkan tingkat pengeluaran atas setiap overhead pabrik.
Untuk alasan ini, satu jenis biaya tertentu sebaiknya diklasifikasikan sebagai biaya tetap hanya dalam rentang aktivitas yang terbatas. Rentang aktivitas yang terbatas ini sering disebut rentang yang relevan (relevant range). Total biaya tetap akan berubah diluar rentang yang relevan.







Gambar
2.3 menggambarkan perubahan dalam biaya tetap pada tingkat aktivitas dan rentang relevan yang berbeda.










Gambar 2.3. Biaya Tetap

Beberapa pengeluaran bersifat tetap karena kebijakan manajemen, Misalnya tingkat iklan dan jumlah sumbangan social ditentukan oleh manajemen dan tidak terkait langsung dengan aktivitas penjualan produksi. Pengeluaran yang demikian kadang-kadang disebut sebagai beban tetap diskresioner (discretionary fixed cost) atau biaya tetap terprogram (programmed fixed cost). Pengeluaran yang membutuhkan suatu seri pembayaran selama jangka waktu yang lama disebut biaya tetap terikat (committed fixed cost). Contoh-contohnya adalah beban bunga atas utang jangka panjang dan sewa jangka panjang.

C. Biaya semivariabel
Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karateristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Contoh biaya tersebut adalah biaya listrik, air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa untuk karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas, dan biaya hiburan.
Dua alasan adanya karakteristik semivariabel pada beberapa jenis pengeluaran :
1. Pengaturan minimum mungkin diperlukan, atau kuantitas minimum dari perlengkapan atau jasa mingkin perlu dikonsumsi untuk memelihara kesiapan beroperasi. Di luar tingkat minimum biaya, yang biasanya tetap, tambahan biaya bervariasi terhadap volume.
2. Klasifikasi akuntansi, berdasarkan objek pengeluaran atau fungsi, umumnya mengelompokkan biaya tetap dan biaya variabel bersama-sama. Misalnya, biaya mesin uap yang digunakan untuk memanaskan ruangan, yang bergantung pada kondisi cuaca, dan biaya mesin uap yang digunakan untuk proses produksi, yang bergantung pada volume produksi, mungkin dibebankan ke perkiraan yang sama, sehingga mengakibatkan tercampurnya biaya tetap dan biaya variabel dalam perkiraan yang sama.
Biaya semivariabel diilustrasikan dalam grafik Gambar 2.4. Garis penuh di Gambar 2.4 mewakili biaya aktual dari setiap tingkat aktivitas. Dalam ilustrasi ini garis biaya actual (garis C) tidak linear. Situasi ini dapat terjadi karena penggunaan teknik produksi atau peralatan yang berbeda dan atau karena utilisasi kapasitas yang berbeda pada tingkat aktivitas yang berbeda. Garis putus-putus bersifat linear dan mewakili komponen biaya tetap dan biaya total dari hasil hitungan, sebagaimana ditentukan dari observasi dalam rentang yang relevan. Total biaya variabel yang diestimasikan adalah selisih antara titik-titik di garis B dengan titik-titik di garis A. Dimana garis B dan garis C berpotongan, asumsi linear hamper mendekati hubungan actual. Penggunaan biaya tetap dan tariff biaya variabel hasil kalkulasi di tingkat aktivitas di luar rentang yang relevan akan menghasilkan estimasi yang tidak dapat diandalkan.







Gambar 2.4. Biaya Semivariabel

3. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau subsidi lain dari manufaktur
Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki berbagai nama. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses-proses, unit kerja, pusat biaya, atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasikan dan mengakumulasikan biaya dan membebankan tanggung jawab untuk pengendalian biaya. Saat produk melalui suatu departemen atau pusat biaya, unit tersebut dibebankan dengan biaya yang dapat ditelusuri langsung (biasanya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung) dan sebagian biaya tidak langsung (biaya overhead pabrik)
Untuk mencapai tingkat pengendalian tertinggi, manejer departemen sebaiknya berpartisifasi dalam pengembangan anggaran untuk depertemen atau pusat biaya mereka masing-masing. Anggaran tersebut sebaiknya dengan jelas mengidentifikasikan biaya-biaya yang keputusannya berada ditangan manejer tersebut dan manejer itu menerima tangung jawab atas biaya tersebut. Di akhir pelaporan, efisiensi dari suatu departemen dan keberhasilan manajer dalam mengendalikan biaya dapat diukur dengan cara membandingkan hasil actual dengan anggaran.
B. Departemen Produksi dan Departemen Jasa
Departemen-departemen dalam suatu pabrik biasanya dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu departemen produksi dan departemen jasa. Di departemen produksi, operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. Jika dua atau tiga jenis mesin yang berbeda melakukan operasi pada suatu produk dalam departemen yang sama, maka mungkin untuk meningkatkan akurasi dari biaya produk dengan membagi departemen tersebut menjadi dua pusat biaya atau lebih.
Di departemen jasa, jasa diberikan untuk keuntungan departemen lain. Dalam beberapa kasus, jasa ini juga dinikmati oleh departemen jasa yang lain. Meskipun departemen jasa tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi, biaya departemen ini merupakan bagian dari biaya produk. Departemen jasa yang umum di beberapa organisasi adalah departemen pemeliharaan, departemen penggajian, departemen akuntasi biaya, departemen pemrosesan data, dan departemen catering.
Dalam hubungannya dengan bahan baku dan tenaga kerja, istilah langsung mengacu pada biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke satu unit output. Berbeda dengan biaya overhead pabrik yang merupakan biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan unit output tertentu. Dalam sistem klasifikasi seperti itu, output tertentu adalah objek biayanya. Istilah langsung dan tidak langsung juga dapat digunakan dalam hubungan dengan pembebanan biaya overhead ke departemen di organisasi manapun. Jika suatu biaya dapat ditelusuri ke suatu departemen dimana biaya tersebut berasal, maka biaya tersebut disebut sebagai biaya langsung departemen, gaji dari supervisor departemen merupakan salah satu contoh. Jika suatu biaya digunakan bersama oleh beberapa departemen yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut, maka biaya itu disebut sebagai biaya tidak langsung departemen, sewa gedung dan biaya penyusutan gedung merupakan contohnya. Dalam system klasifikasi biaya ini, departemen adalah objek biayanya.
Biaya dari departemen jasa juga terdiri atas biaya tidak langsung untuk departemen lain. Ketika semua biaya departemen jasa telah dialokasikan, biaya overhead setiap departemen produksi akan terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung dari departemen itu sendiri serta bagian beban yang diterima dari departemen jasa.

B. Biaya Bersama (Common Cost) dan Biaya Gabungan (Joint Cost)
Biaya bersama (Common Cost) dan biaya gabungan (Joint Cost) adalah jenis biaya tidak langsung. Biaya bersama biasanya ada di organisasi banyak departemen atau segmen. Tingkat segmentasi meningkatkan kecendrungan semakin banyak biaya menjadi biaya bersama. Misalnya, gaji dari wakil presiden direktur pemasaran biasanya bukan merupakan biaya bersama yang dibagi dengan departemen sumber daya manusia. Tetapi jika departemen pemasaran memberikan jasanya ke beberapa segmen dari perusahaan, maka biaya tersebut dapat dianggap sebagai biaya bersama yang dibagi dengan segmen-segmen tersebut.
Biaya gabungan (Joint Cost)terjadi ketika produksi dari suatu produk menghasilkan satu atau beberapa produk lain tanpa dapat dihindari. Industri pengepakan daging, minyak dan gas, serta minuman keras, merupakan contoh-contoh bagus dari proses produksi yang melibatkan biaya gabungan. Dalam industri-industri tersebut, biaya gabungan dapat dialokasikan ke produk gabungan hanya dengan perhitungan arbitrer. Data yang dihasilkan dari alokasi biaya gabungan harus diberlakukan dengan hati-hati dalam pengambilan keputusan.

4. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Periode akuntansi
Biaya dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (Capital Expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (Revenue expenditure). Suatu pebgeluaran modal ditujukan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dilaporkan sebagai aktiva. Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Aktiva akhirnya akan menjadi beban ketika dikonsumsi atau kehilangan kegunaannya.
Membedakan antara pengeluaran modal pengeluaran pendapatan adalah penting untuk membandingkan biaya dengan pendapatan dan mengukur laba periodic. Tetapi pembedaan yang akurat antara kedua klasifikasi tidak selamanya memungkinkan. Dalam banyak kasus, klasifikasi awal bergantung pada manajemen terhadap pengeluaran tersebut dan karakteristik dari operasi perusahaan. Jumlah dari pengeluaran dan banyaknya catatan rinci yang diperlukan merupakan factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kedua klasifikasi tersebut. Misalnya tong sampah yang dibeli seharga $10 per tong dapat dicatat sebagai beban, meskipun secara teknis tong sampah tersebut adalah aktiva karena dapat digunakan selama bertahun-tahun.

5. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Suatu Keputusan, Tindakan atau Evaluasi
Ketika suatu plihan harus dibuat di antara tindakan-tindakan atau alternative-alternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengidentifikasikan biaya (dan pendapatan, pengurangan biaya, dan penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut. Pertimbangan atas item-item yang tidak relevan merupakan pemborosan waktu dan dapat mengalihkan perhatian dari item-item relevan, yang lebih penting, factor yang tidak relevan bias saja disalahartikan sebagai factor yang relevan.
Biaya diferensial adalah salah satu nama dari biaya yang relevan untuk suatu pilihan di antara banyak alternative. Biaya diferensial sering kali disebut biaya marjinal atau biaya incremental. Jika biaya diferensial hanya terjadi apabila satu alternative tertentu diambil, maka biaya tersebut juga dapat disebut sebagi biaya tunai yang berkaitan dengan alternative itu. Sejumlah pendapatan atau manfaat lain yang mungkin hilang bila alternative tertentu diambil disebut biaya oportunitas dari alternatif tersebut. Suatu biaya yang telah terjadi dan oleh karena itu, tidak relevan terhadap pengambilan keputusan disebut biaya tertanam (Sunk Cost). Dalam suatu keputusan untuk menghentikan suatu produk atau divisi, beberapa dari biaya produk atau divisi tersebut bias saja tidak terpengaruh dengan keputusan itu, biaya seperti itu disebut biaya yang tidak dapat dihindari. Biaya yang dapat dihindari, justru relevan terhadap pengambilan keputusan.


3. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau subsidi lain dari manufaktur
Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki berbagai nama. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses-proses, unit kerja, pusat biaya, atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasikan dan mengakumulasikan biaya dan membebankan tanggung jawab untuk pengendalian biaya. Saat produk melalui suatu departemen atau pusat biaya, unit tersebut dibebankan dengan biaya yang dapat ditelusuri langsung (biasanya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung) dan sebagian biaya tidak langsung (biaya overhead pabrik)
Untuk mencapai tingkat pengendalian tertinggi, manejer departemen sebaiknya berpartisifasi dalam pengembangan anggaran untuk depertemen atau pusat biaya mereka masing-masing. Anggaran tersebut sebaiknya dengan jelas mengidentifikasikan biaya-biaya yang keputusannya berada ditangan manejer tersebut dan manejer itu menerima tangung jawab atas biaya tersebut. Di akhir pelaporan, efisiensi dari suatu departemen dan keberhasilan manajer dalam mengendalikan biaya dapat diukur dengan cara membandingkan hasil actual dengan anggaran.
B. Departemen Produksi dan Departemen Jasa
Departemen-departemen dalam suatu pabrik biasanya dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu departemen produksi dan departemen jasa. Di departemen produksi, operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. Jika dua atau tiga jenis mesin yang berbeda melakukan operasi pada suatu produk dalam departemen yang sama, maka mungkin untuk meningkatkan akurasi dari biaya produk dengan membagi departemen tersebut menjadi dua pusat biaya atau lebih.
Di departemen jasa, jasa diberikan untuk keuntungan departemen lain. Dalam beberapa kasus, jasa ini juga dinikmati oleh departemen jasa yang lain. Meskipun departemen jasa tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi, biaya departemen ini merupakan bagian dari biaya produk. Departemen jasa yang umum di beberapa organisasi adalah departemen pemeliharaan, departemen penggajian, departemen akuntasi biaya, departemen pemrosesan data, dan departemen catering.
Dalam hubungannya dengan bahan baku dan tenaga kerja, istilah langsung mengacu pada biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke satu unit output. Berbeda dengan biaya overhead pabrik yang merupakan biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan unit output tertentu. Dalam sistem klasifikasi seperti itu, output tertentu adalah objek biayanya. Istilah langsung dan tidak langsung juga dapat digunakan dalam hubungan dengan pembebanan biaya overhead ke departemen di organisasi manapun. Jika suatu biaya dapat ditelusuri ke suatu departemen dimana biaya tersebut berasal, maka biaya tersebut disebut sebagai biaya langsung departemen, gaji dari supervisor departemen merupakan salah satu contoh. Jika suatu biaya digunakan bersama oleh beberapa departemen yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut, maka biaya itu disebut sebagai biaya tidak langsung departemen, sewa gedung dan biaya penyusutan gedung merupakan contohnya. Dalam system klasifikasi biaya ini, departemen adalah objek biayanya.
Biaya dari departemen jasa juga terdiri atas biaya tidak langsung untuk departemen lain. Ketika semua biaya departemen jasa telah dialokasikan, biaya overhead setiap departemen produksi akan terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung dari departemen itu sendiri serta bagian beban yang diterima dari departemen jasa.

B. Biaya Bersama (Common Cost) dan Biaya Gabungan (Joint Cost)
Biaya bersama (Common Cost) dan biaya gabungan (Joint Cost) adalah jenis biaya tidak langsung. Biaya bersama biasanya ada di organisasi banyak departemen atau segmen. Tingkat segmentasi meningkatkan kecendrungan semakin banyak biaya menjadi biaya bersama. Misalnya, gaji dari wakil presiden direktur pemasaran biasanya bukan merupakan biaya bersama yang dibagi dengan departemen sumber daya manusia. Tetapi jika departemen pemasaran memberikan jasanya ke beberapa segmen dari perusahaan, maka biaya tersebut dapat dianggap sebagai biaya bersama yang dibagi dengan segmen-segmen tersebut.
Biaya gabungan (Joint Cost)terjadi ketika produksi dari suatu produk menghasilkan satu atau beberapa produk lain tanpa dapat dihindari. Industri pengepakan daging, minyak dan gas, serta minuman keras, merupakan contoh-contoh bagus dari proses produksi yang melibatkan biaya gabungan. Dalam industri-industri tersebut, biaya gabungan dapat dialokasikan ke produk gabungan hanya dengan perhitungan arbitrer. Data yang dihasilkan dari alokasi biaya gabungan harus diberlakukan dengan hati-hati dalam pengambilan keputusan.

4. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Periode akuntansi
Biaya dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (Capital Expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (Revenue expenditure). Suatu pebgeluaran modal ditujukan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dilaporkan sebagai aktiva. Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Aktiva akhirnya akan menjadi beban ketika dikonsumsi atau kehilangan kegunaannya.
Membedakan antara pengeluaran modal pengeluaran pendapatan adalah penting untuk membandingkan biaya dengan pendapatan dan mengukur laba periodic. Tetapi pembedaan yang akurat antara kedua klasifikasi tidak selamanya memungkinkan. Dalam banyak kasus, klasifikasi awal bergantung pada manajemen terhadap pengeluaran tersebut dan karakteristik dari operasi perusahaan. Jumlah dari pengeluaran dan banyaknya catatan rinci yang diperlukan merupakan factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kedua klasifikasi tersebut. Misalnya tong sampah yang dibeli seharga $10 per tong dapat dicatat sebagai beban, meskipun secara teknis tong sampah tersebut adalah aktiva karena dapat digunakan selama bertahun-tahun.

5. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Suatu Keputusan, Tindakan atau Evaluasi
Ketika suatu plihan harus dibuat di antara tindakan-tindakan atau alternative-alternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengidentifikasikan biaya (dan pendapatan, pengurangan biaya, dan penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut. Pertimbangan atas item-item yang tidak relevan merupakan pemborosan waktu dan dapat mengalihkan perhatian dari item-item relevan, yang lebih penting, factor yang tidak relevan bias saja disalahartikan sebagai factor yang relevan.
Biaya diferensial adalah salah satu nama dari biaya yang relevan untuk suatu pilihan di antara banyak alternative. Biaya diferensial sering kali disebut biaya marjinal atau biaya incremental. Jika biaya diferensial hanya terjadi apabila satu alternative tertentu diambil, maka biaya tersebut juga dapat disebut sebagi biaya tunai yang berkaitan dengan alternative itu. Sejumlah pendapatan atau manfaat lain yang mungkin hilang bila alternative tertentu diambil disebut biaya oportunitas dari alternatif tersebut. Suatu biaya yang telah terjadi dan oleh karena itu, tidak relevan terhadap pengambilan keputusan disebut biaya tertanam (Sunk Cost). Dalam suatu keputusan untuk menghentikan suatu produk atau divisi, beberapa dari biaya produk atau divisi tersebut bias saja tidak terpengaruh dengan keputusan itu, biaya seperti itu disebut biaya yang tidak dapat dihindari. Biaya yang dapat dihindari, justru relevan terhadap pengambilan keputusan.